Friday, September 7, 2012

Standar Akutansi Picu Penurunan Modal Inti Bank


JAKARTA (Bisnis.com): Penurunan modal inti hingga di bawah Rp100 miliar yang disertai dengan penyusutan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) karena disebabkan pemenuhan ketentuan standar akutansi yang baru.

Direktur PT Bank Hana Edy Kuntardjo menyampaikan modal bank mengalami penurunan karena penerapan ketentuan pernyataan standar akutansi keuangan (PSAK) 50/55 karena harus meningkatkan pencadangan. “Posisi Maret 10 sudah berlaku PSAK 50/55 dimana menjadi faktor pengurang modal inti bank-bank kecil mungkin,” ujarnya kepada Bisnis, malam ini.

Berdasarkan data Bank Indonesia per Maret 2010 modal inti bank yang dibawah Rp100 miliar menurun dari posisi Desember 2009 sebanyak 11 bank menjadi 19 bank. Angka tersebut meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang hanya 7 bank. Akibat penurunan modal inti, rasio kecukupan modal 20 bank menurun di bawah 12%, angka itu meningkat jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu sejumlah 12 bank, meski posisi Februari sempat turun hanya 7 bank.

Menurut Edy, penurunan modal karena bank harus meningkatkan provisi dari selisih penyisihan pencadangan aktiva produktif dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset produktif. BI berkukuh untuk tetap menjalankan ketentuan PSAK 55/ 2005 meskipun mendapat tentangan dari perbankan.

Hingga paruh tahun ini bank-bank harus mengkonvergensi 17 standar, setelah tahun lalu menjalankan 12 standar konvergensi. Bank sentral sendiri sebenarnya menyadari bahwa banyak bank yang belum siap menjalankan ketentuan itu. Berdasarkan data BI, dari 76 bank yang menyampaikan rencana kerja terkait keriapan perhitungan pembentukan CKPN kolektif, hanya empat bank yang siap menerapkan.

Adapun sebanyak 72 bank akan menggunakan masa transisi CKPN kolektif. Padahal jumlah bank di Indonesia sebanyak 121 bank. Direktur Riset Infobank Eko B. Supriyanto berpendapat penurunan modal bank disebabkan oleh tingkat perolehan laba dari bank-bank kecil pada kuartal I/2010 mengalami penurunan, akibat beban bunga yang masih relatif besar.

Penurunan laba itu, sambungnya, sejalan dengan memburuknya kualitas aset kredit, sehingga beban bunga menekan tingkat laba yang berakibat pada perburukan modal inti, sementara itu setoran modal tidak dilakukan oleh pemiliknya.(msb)

No comments:

Post a Comment